Berisi gado-gado (apa aja) yang mungkin Anda butuhkan dan inginkan (Dalam Perbaikan) Diluncurkan 6 Juni 2012 Pusat referensi belajar cerdas mengenai kualitas kasur busa
Tampilkan postingan dengan label sejarah unik eropa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah unik eropa. Tampilkan semua postingan
Selasa, 30 September 2014
Wowww Timnas Belanda Tanpa Nama "Van" Dalam Starting Elevennya
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1996, Timnas Belanda harus melakukan starter tanpa nama "van" di dalam 11 pemain starternya pada liga internasional. Sebuah sejarah unik tercipta katika Belanda melawan Cile dalam piala dunia tahun 2014 tanggal 23 Juni. Hal ini terjadi karena striker Robin Van Persie harus menepi setelah menerima kartu kuning ketika pertandingan melawan Spanyol dan Australia.
Kejadian ini baru terjadi setelah Belanda melakukan 221 kali pertandingan internasional. Belanda memiliki banyak pemain hebat dengan nama van seperti Van Nistelrooy, Van der Vaart, Van der Sar, dll.
sumber: infostrada
Senin, 03 September 2012
Jejak Makam Raja Richard III Ditemukan di Lapangan Parkir
sumber gambar : potrait gallery, London
Pencarian makam Raja Richard III yang dilakukan sejak lama di Leicester, Inggris, memunculkan petunjuk-petunjuk keberadaan sebuah gereja, tempat raja yang mati karena dibunuh itu dimakamkan.
Arkeolog Universitas Leicester hari Jumat (31/8/2012) mengumumkan bahwa penggalian di lapangan parkir dewan kota berujung pada penemuan dekorasi jendela abad pertengahan, fragmen ubin yang mengilap, dan genteng abad pertengahan. Benda-benda yang berkualitas tinggi itu menjadi indikasi tim telah menggali sisa-sisa Gereja Greyfriars, tempat Richard III dimakamkan.
"Kami telah menemukan Greyfriars dan menyibak petunjuk-petunjuk di mana gereja itu berdiri," kata Richard Buckley, salah satu pimpinan tim arkeologi Universitas Leicester.
Richard III menjadi Raja Inggris tahun 1483-1485. Dia meninggal dalam Pertempuran Bosworth Field selama Perang Mawar (War of the Roses), suatu perang saudara antara House of Lancaster dan House of York. Richard III adalah raja Inggris terakhir yang tewas dalam pertempuran. Shakespeare menulis lakon "Richard III", sebuah drama tentang kehidupan tragis sang raja, sekitar 100 tahun kemudian.
Setelah kematiannya, raja dilucuti dan dibawa ke Leicester, di mana ia dimakamkan di Gereja Biara Fransiskan, yang dikenal sebagai Greyfriars. Lokasi Greyfriars akhirnya hilang dari sejarah.
"Ketertarikan yang terus tumbuh terhadap Richard membuat banyak dongeng berkembang di sekitar makamnya," ujar Philippa Langley, anggota Yayasan Richard III, termasuk adanya cerita yang menyebutkan tulang Richard dibuang ke Sungai Soar. "Cerita lain yang juga diragukan kebenarannya adalah klaim bahwa peti matinya digunakan sebagai palung kuda."
Para arkeolog di Universitas Leicester menduga Richard III dimakamkan di Gereja Greyfriars yang lokasinya saat ini menjadi lapangan parkir. Tim gabungan dari Universitas Leicester, Dewan Kota Leicester, dan Yayasan Richard III mencari makam Richard III sejak 25 Agustus lalu di suatu titik di bawah lahan parkir dewan kota. Tim akan menggunakan radar bawah tanah untuk mencari titik penggalian yang tepat.
Pada minggu pertama pencarian, tim menggali dua parit sepanjang 30 meter dan menemukan apa yang mereka yakini sebagai salah satu lorong Greyfriars dan bagian dinding gereja. Mereka selanjutnya berencana menggali parit yang akan bersinggungan dengan gereja itu sendiri.
Usaha untuk menemukan jasad Richard diakui bukan hal gampang, mengingat penyebutan lokasi Greyfriars sebagai makamnya bukanlah sesuatu yang pasti. Namun, jika ditemukan, jenazah Richard akan dimakamkan kembali secara pantas di Katedral Leicester.
"Pekerjaan arkeologi sejauh ini telah mengungkap banyak tentang area ini daripada apa yang kita ketahui," kata Buckley. "Nantinya, apa pun yang kita temukan, apakah menemukan jenazah Richard atau tidak, pekerjaan ini tetap penting untuk membantu kita menceritakan kisah tentang Leicester."
Arkeolog Universitas Leicester hari Jumat (31/8/2012) mengumumkan bahwa penggalian di lapangan parkir dewan kota berujung pada penemuan dekorasi jendela abad pertengahan, fragmen ubin yang mengilap, dan genteng abad pertengahan. Benda-benda yang berkualitas tinggi itu menjadi indikasi tim telah menggali sisa-sisa Gereja Greyfriars, tempat Richard III dimakamkan.
"Kami telah menemukan Greyfriars dan menyibak petunjuk-petunjuk di mana gereja itu berdiri," kata Richard Buckley, salah satu pimpinan tim arkeologi Universitas Leicester.
Richard III menjadi Raja Inggris tahun 1483-1485. Dia meninggal dalam Pertempuran Bosworth Field selama Perang Mawar (War of the Roses), suatu perang saudara antara House of Lancaster dan House of York. Richard III adalah raja Inggris terakhir yang tewas dalam pertempuran. Shakespeare menulis lakon "Richard III", sebuah drama tentang kehidupan tragis sang raja, sekitar 100 tahun kemudian.
Setelah kematiannya, raja dilucuti dan dibawa ke Leicester, di mana ia dimakamkan di Gereja Biara Fransiskan, yang dikenal sebagai Greyfriars. Lokasi Greyfriars akhirnya hilang dari sejarah.
"Ketertarikan yang terus tumbuh terhadap Richard membuat banyak dongeng berkembang di sekitar makamnya," ujar Philippa Langley, anggota Yayasan Richard III, termasuk adanya cerita yang menyebutkan tulang Richard dibuang ke Sungai Soar. "Cerita lain yang juga diragukan kebenarannya adalah klaim bahwa peti matinya digunakan sebagai palung kuda."
Para arkeolog di Universitas Leicester menduga Richard III dimakamkan di Gereja Greyfriars yang lokasinya saat ini menjadi lapangan parkir. Tim gabungan dari Universitas Leicester, Dewan Kota Leicester, dan Yayasan Richard III mencari makam Richard III sejak 25 Agustus lalu di suatu titik di bawah lahan parkir dewan kota. Tim akan menggunakan radar bawah tanah untuk mencari titik penggalian yang tepat.
Pada minggu pertama pencarian, tim menggali dua parit sepanjang 30 meter dan menemukan apa yang mereka yakini sebagai salah satu lorong Greyfriars dan bagian dinding gereja. Mereka selanjutnya berencana menggali parit yang akan bersinggungan dengan gereja itu sendiri.
Usaha untuk menemukan jasad Richard diakui bukan hal gampang, mengingat penyebutan lokasi Greyfriars sebagai makamnya bukanlah sesuatu yang pasti. Namun, jika ditemukan, jenazah Richard akan dimakamkan kembali secara pantas di Katedral Leicester.
"Pekerjaan arkeologi sejauh ini telah mengungkap banyak tentang area ini daripada apa yang kita ketahui," kata Buckley. "Nantinya, apa pun yang kita temukan, apakah menemukan jenazah Richard atau tidak, pekerjaan ini tetap penting untuk membantu kita menceritakan kisah tentang Leicester."
Sumber :
LiveScience,
kompas.com
Minggu, 02 September 2012
Gereja Tua Makam Raja Terkubur di Lahan Parkir
Pencarian makam Raja Richard III, raja Inggris yang tewas dalam pertempuran tahun 1485 terus berlanjut. Arkeolog kini berhasil menemukan lokasi gereja tempat raja tersebut dimakamkan.
"Penemuan sejauh ini tak meninggalkan keraguan apapun, bahwa kita telah berada di Biara Fransiskan Leicester, yang berarti bahwa kita telah melampaui rintangan penting pertama dalam investigasi ini," kata Richard Buckley, arkeolog pemimpin studi ini.
Raja Richard III adalah raja yang memerintah inggris tahun 1483 - 1485. Ia meninggal dalam perang saudara yang disebut Perang Mawar. Seratus tahun kemudian, Richard III diabadikan dalam kisah William Shakespare.
Arkeolog meyakini, jasad Richard III dikubur di Gereja Greyfriars. Lokasi gereja itu tak diketahui sepanjang sejarah hingga para arkeolog dari Universitas Leicester menduga bahwa gereja terkubur di bawah lapangan parkir dewan kota.
Sejak 25 Agustus 2012, penggalian dilakukan di lapangan parkir. Minggu lalu, arkeolog menemukan dekorasi jendela abad pertengahan, genteng dari abad pertengahan serta fragmen ubin yang mengilap. Kini, satu lagi bukti bertambah.
"Kami sekarang menemukan bukti adanya lorong arah utara-selatan selebar 6,5 meter dengan lantai ubin. Ini mungkin jalan di salah satu sisi bangunan biara," ungkap Buckley yang merupakan arkeolog Universitas Leicester.
"Tegak lurus dari jalan tersebut adalah sebuah bangunan selebar 5 meter, lagi dengan bukti berupa lantai ubin," sambung Buckley seperti dikutip Livescience Rabu (5/9/2012) kemarin.
Di sebelah utara dari bangunan itu, terdapat ruang terbuka dan juga sebuah bangunan besar dengan tembok setebal 1,5 meter. Menurut dugaan arkeolog, dinding tebal itu adalah dinding selatan gereja. Dinding menyambung dengan dinding lain di utara.
"Ukuran dinding, orientasi bangunan, posisi dan adanya lantai ubin serta fragmen arsitektur lain membuat banguan ini hampir pasti merupakan gereja Greyfriars," kata Buckley.
Arkeolog akan melakukan penggalian lagi untuk mencari altar gereja yang diduga menjadi tempat jasad Richard III dikuburkan. Jika jasad ditemukan, maka katedral tua Leicester akan terkuak kembali. Jika tidak, penemuan ini tetap berarti sebab berhasil menemukan jejak bangunan gereja abad pertengahan yang terpendam.
"Penemuan sejauh ini tak meninggalkan keraguan apapun, bahwa kita telah berada di Biara Fransiskan Leicester, yang berarti bahwa kita telah melampaui rintangan penting pertama dalam investigasi ini," kata Richard Buckley, arkeolog pemimpin studi ini.
Raja Richard III adalah raja yang memerintah inggris tahun 1483 - 1485. Ia meninggal dalam perang saudara yang disebut Perang Mawar. Seratus tahun kemudian, Richard III diabadikan dalam kisah William Shakespare.
Arkeolog meyakini, jasad Richard III dikubur di Gereja Greyfriars. Lokasi gereja itu tak diketahui sepanjang sejarah hingga para arkeolog dari Universitas Leicester menduga bahwa gereja terkubur di bawah lapangan parkir dewan kota.
Sejak 25 Agustus 2012, penggalian dilakukan di lapangan parkir. Minggu lalu, arkeolog menemukan dekorasi jendela abad pertengahan, genteng dari abad pertengahan serta fragmen ubin yang mengilap. Kini, satu lagi bukti bertambah.
"Kami sekarang menemukan bukti adanya lorong arah utara-selatan selebar 6,5 meter dengan lantai ubin. Ini mungkin jalan di salah satu sisi bangunan biara," ungkap Buckley yang merupakan arkeolog Universitas Leicester.
"Tegak lurus dari jalan tersebut adalah sebuah bangunan selebar 5 meter, lagi dengan bukti berupa lantai ubin," sambung Buckley seperti dikutip Livescience Rabu (5/9/2012) kemarin.
Di sebelah utara dari bangunan itu, terdapat ruang terbuka dan juga sebuah bangunan besar dengan tembok setebal 1,5 meter. Menurut dugaan arkeolog, dinding tebal itu adalah dinding selatan gereja. Dinding menyambung dengan dinding lain di utara.
"Ukuran dinding, orientasi bangunan, posisi dan adanya lantai ubin serta fragmen arsitektur lain membuat banguan ini hampir pasti merupakan gereja Greyfriars," kata Buckley.
Arkeolog akan melakukan penggalian lagi untuk mencari altar gereja yang diduga menjadi tempat jasad Richard III dikuburkan. Jika jasad ditemukan, maka katedral tua Leicester akan terkuak kembali. Jika tidak, penemuan ini tetap berarti sebab berhasil menemukan jejak bangunan gereja abad pertengahan yang terpendam.
Sumber :
Kamis, 30 Agustus 2012
Kutang Modis Ada sejak 600 Tahun Lalu
Penemuan baru mengubah pemahaman tentang sejarah pakaian dalam. Arkeolog dari University of Insbruck menemukan sisa-sisa kutang dari masa 600 tahun lalu, menunjukkan bahwa jenis pakaian dalam tersebut eksis lebih awal dari dugaan.
Kutang tersebut ditemukan di sebuah kastil di Austria, merupakan peninggalan dari abad pertengahan. Kutang terbuat dari bahan linen.
Sebenarnya, kutang sudah ditemukan pada tahun 2008. Namun, informasi baru menyebar ke publik setelah penemunya, Beatrix Nutz, mengungkap temuannya kepada BBC History Magazine.
Ilmuwan dan pakar fashion terkejut dengan penemuan ini. Sebelumnya, dipercaya bahwa pakaian dalam yang berkembang lebih dulu adalah korset.
Kutang baru berkembang sekitar 100 tahun lalu ketika perempuan mulai mengabaikan korset yang ketat.
Dengan temuan ini, maka diketahui bahwa kutang juga berkembang sejak lama.
"Kami tak memercayai penemuan ini sendiri. Dari yang kami tahu, tak ada pabrik garmen memproduksi kutang pada abad ke-15," kata Beatrix Mutz dari University of Insbruck, penemu kutang tersebut, seperti dikutip AP, Kamis (9/7/2012).
Riset menunjukkan, kutang yang ditemukan tak cuma fungsional. Hiasan serupa dengan kutang modern seperti renda dan ornamen lainnya juga didapatkan.
Selain itu, kutang ini juga dilengkapi cup. Tali kutang, meskipun sudah hancur, tanda keberadaannya dapat dikenali.
Hillary Davidson, kurator fashion dari Museum London, mengatakan bahwa kutang ini adalah missing link dalam perkembangan pakaian dalam perempuan.
Kutang sendiri dipercaya baru berkembang pada awal abad ke-19 dan dibuat kali pertama oleh Mary Phelps Jacob, sosialite asal New York, yang tak puas dengan korset.
Selain kutang, di Lemberg Castle di Tyrol, peneliti juga menemukan sepasang panties. Namun menurut Nutz, panties tersebut diduga merupakan pakaian laki-laki.
Selain kutang, di Lemberg Castle di Tyrol, peneliti juga menemukan sepasang panties. Namun menurut Nutz, panties tersebut diduga merupakan pakaian laki-laki.
Celana dalam diduga merupakan simbol dominasi dan kekuasaan laki-laki pada masa itu.
Sumber :
AP, kompas.com
Selasa, 28 Agustus 2012
Raja Richard III Mungkin Dikubur di Bawah Lahan Parkir
Nama Raja Richard III dari Inggris dihormati dan diabadikan dalam karya William Shakespeare setelah kematiannya dalam peperangan tahun 1485. Kini para arkeolog modern berusaha mencari kuburan raja abad pertengahan itu.
Tim gabungan dari Universitas Leicester, Dewan Kota Leicester, dan Yayasan Richard III mencari makam Richard III yang diduga berada di suatu titik di bawah lahan parkir dewan kota. Tim akan menggunakan radar bawah tanah untuk mencari titik penggalian yang tepat.
"Pekerjaan arkeologi ini memberi kesempatan untuk mempelajari kondisi Leicester di abad pertengahan serta tempat peristirahatan terakhir Richard III. Bila ditemukan, kami akan memakamkannya kembali secara terhormat di Katedral Leicester," kata Philippa Langley, anggota Yayasan Richard III.
Richard III menjadi Raja Inggris tahun 1483-1485. Dia meninggal dalam Pertempuran Bosworth Field selama Perang Mawar (War of the Roses), suatu perang saudara antara House of Lancaster dan House of York. Richard III adalah raja Inggris terakhir yang tewas dalam pertempuran. Shakespeare menulis lakon "Richard III," sebuah drama tentang kehidupan tragis sang raja, sekitar 100 tahun kemudian.
Terlepas dari ketenaran dalam drama Shakespeare, Raja Richard III berbicara tentang hak dirinya. "Richard III adalah tokoh karismatik yang sangat menarik, sebagian karena ia telah begitu banyak difitnah di abad yang lalu, dan sebagian lagi karena ia menempati tempat penting dalam sejarah Inggris," kata Langley.
"Ketertarikan yang terus tumbuh terhadap Richard membuat banyak dongeng berkembang di sekitar makamnya," ujar Langley, termasuk adanya cerita yang menyebutkan tulang Richard dibuang ke Sungai Soar. "Cerita lain yang juga diragukan kebenarannya adalah klaim bahwa peti matinya digunakan sebagai palung kuda."
Setelah kematiannya, raja dilucuti dan dibawa ke Leicester, di mana ia dimakamkan di gereja Biara Fransiskan, yang dikenal sebagai Greyfriars. Lokasi Greyfriars akhirnya hilang dari sejarah.
"Teka-teki besar bagi kita adalah menentukan keberadaan gereja itu dan di bagian mana tubuh itu dikuburkan," kata arkeolog Universitas Leicester, Richard Buckley. "Meskipun bisa jadi menemukan sisa-sisa tubuh raja perlu waktu lama, itu menjadi tantangan yang kita hadapi dengan antusias."
Pencarian dimulai pada 25 Agustus. Jika sisa-sisa Richard III ditemukan, akan dilakukan analisis DNA di Universitas Leicester.
Tim gabungan dari Universitas Leicester, Dewan Kota Leicester, dan Yayasan Richard III mencari makam Richard III yang diduga berada di suatu titik di bawah lahan parkir dewan kota. Tim akan menggunakan radar bawah tanah untuk mencari titik penggalian yang tepat.
"Pekerjaan arkeologi ini memberi kesempatan untuk mempelajari kondisi Leicester di abad pertengahan serta tempat peristirahatan terakhir Richard III. Bila ditemukan, kami akan memakamkannya kembali secara terhormat di Katedral Leicester," kata Philippa Langley, anggota Yayasan Richard III.
Richard III menjadi Raja Inggris tahun 1483-1485. Dia meninggal dalam Pertempuran Bosworth Field selama Perang Mawar (War of the Roses), suatu perang saudara antara House of Lancaster dan House of York. Richard III adalah raja Inggris terakhir yang tewas dalam pertempuran. Shakespeare menulis lakon "Richard III," sebuah drama tentang kehidupan tragis sang raja, sekitar 100 tahun kemudian.
Terlepas dari ketenaran dalam drama Shakespeare, Raja Richard III berbicara tentang hak dirinya. "Richard III adalah tokoh karismatik yang sangat menarik, sebagian karena ia telah begitu banyak difitnah di abad yang lalu, dan sebagian lagi karena ia menempati tempat penting dalam sejarah Inggris," kata Langley.
"Ketertarikan yang terus tumbuh terhadap Richard membuat banyak dongeng berkembang di sekitar makamnya," ujar Langley, termasuk adanya cerita yang menyebutkan tulang Richard dibuang ke Sungai Soar. "Cerita lain yang juga diragukan kebenarannya adalah klaim bahwa peti matinya digunakan sebagai palung kuda."
Setelah kematiannya, raja dilucuti dan dibawa ke Leicester, di mana ia dimakamkan di gereja Biara Fransiskan, yang dikenal sebagai Greyfriars. Lokasi Greyfriars akhirnya hilang dari sejarah.
"Teka-teki besar bagi kita adalah menentukan keberadaan gereja itu dan di bagian mana tubuh itu dikuburkan," kata arkeolog Universitas Leicester, Richard Buckley. "Meskipun bisa jadi menemukan sisa-sisa tubuh raja perlu waktu lama, itu menjadi tantangan yang kita hadapi dengan antusias."
Pencarian dimulai pada 25 Agustus. Jika sisa-sisa Richard III ditemukan, akan dilakukan analisis DNA di Universitas Leicester.
Sumber :
LiveScience, kompas.com
Senin, 13 Agustus 2012
Mammoth Terkecil Cuma Sebesar Bayi Gajah
Gajah purba ataumammoth tidak semuanya berukuran raksasa.Mammoth terkecil yang diperkirakan pernah hidup 3,5 juta tahun lalu di wilayah Crete, Yunani, hanya berukuran 1 meter, atau cuma setara dengan bayi gajah saat ini.
Mammuthus creticus, demikian spesies gajah purba terkecil itu dinamai, memiliki berat sekitar 310 kg saat dewasa dan mungkin tak memiliki bulu seperti kerabatnya. Gajah purba ini bila dibayangkan akan terkesan lucu.
"Jika Anda merekonstruksinya, saya akan bilang dia mirip bayi gajah tapi sedikit gemuk dan pendek, dengan kaki lebih pendek dan gempal serta gading yang tampak melengkung," kata Victoria Herridge yang mempelajari gajah purba ini.
"Gambaran terdekat yang akan Anda dapatkan adalah bayi gajah Asia, tapi dengan gading," tambah Herridge yang merupakan peneliti departemen palaentologi London Natural History Museum seperti dikutip AFP, Selasa (8/5/2012).
Hasil studi Herridge yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B menguraikan bahwaMammuthus creticus adalah fenomena pengkerdilan. Ukuran satwa mengecil dalam proses evolusinya karena hidup di lingkungan terbatas.
Mammuthus creticus diperkirakan merupakan turunan dari Mammuthus meridionalis atau Mammuthus rumanus, dua gajah purba Eropa lainnya. Mammuthus creticus beradaptasi di lingkungan hangat jadi tak memiliki bulu.
Menutut ilmuwan, Mammuthus creticus mendiami wilayah Crete pada 3,5 juta tahun yang lalu. Meski demikian, belum diketahui bagaimana nasib satwa ini selanjutnya sebelum punah.
Penemuan ini mengonfirmasi bahwa spesies yang sebelumnya dikenal dengan Palaeoloxodan creticus adalah golongan mammoth, bukan satu golongan dengan gajah modern.
Gajah modern adalah kerabat terdekat mammoth. Golongan mammoth umumnya dikenal memiliki ukuran besar, berbulu. Mammoth diperkirakan punah pada akhir Zaman Es.
Sumber :
AFP, kompas.com
Minggu, 12 Agustus 2012
Kerabat Kecil Panda Ditemukan di Spanyol
Palaentolog menemukan fosil hewan kerabat panda di situs Nombrevilla 2, propinsi Zaragoza, Spanyol. Fosil tersebut dinyatakan sebagai spesies baru bernama Agriarctos beatrix.
Peneliti dari National Museum of Natural Science Apanyol (MNCN-CSIC) dan University of Valencia memperkirakan bahwa kerabat panda tersebut berukuran kecil, hidup pada masa Myocene, sekitar 11 juta tahun lalu.
"Golongan beruang ini berukuran kecil, bahkan lebih kecil dari beruang Madu, yang kini merupakan spesies beruang terkecil. Ukuran kerabat panda ini tak lebih dari 60 kg," kata Juan Albella dari Departemen Palaentologi, MNCN-CSIC.
Meski sulit untuk membayangkan karakter fisik kerabat panda ini, karena hanya fosil gigi yang ditemukan, ilmuwan memperkirakan bahwa satwa ini punya bulu gelap dengan spot putih dada, sekitar mata dan dekat ekor.
"Corak bulu ini tergolong primitif untuk beruang, panda raksasa memiliki spot warna putih yang sangat besar sehingga tampak seperti berwarna putih dengan spot hitam," kata Abella.
Agriarctos beatrix adalah kerabat dari panda raksasa, termasuk dalam famili Ursidae. Jenis ini diduga lebih pasif daripada jenis beruang lain yang cenderung aktif berburu mencari mangsa, seperti beruang coklat dan beruang kutub.
Menurut peneliti, Agriarctos beatrix hanya memakan buah dan dedaunan serta kadang hewan vertebrata kecil, serangga, madu dan hewan yang sudah mati. Jenis ini melarikan diri dari mangsa dengan naik ke pepohonan yang tinggi.
Abella, seperti dikutip Sciencedaily, Rabu (9/5/2012), mengatakan, "Kami mengetahui bahwa Agriarctos beatrix adalah jenis berbeda karena perbedaan morfologi dan ukuran giginya."
"Kami sudah membandingkannya dengan spesies yang memiliki kekerabatan dekat seperti Agriarctosdan yang hiodup di periode yang sama seperti Ursavus dan Indarctos. Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Estudios Geológicos menunjukkan jenis ini baru.
Sampai sejauh ini, ilmuwan belum mengetahui mengapa jenis ini punah. Diperkirakan, sebabnya adalah makin besarnya bukaan hutan dan munculnya spesies yang lebih besar dan lebih kompetitif.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa kerabat panda raksasa muncul 2 miliar tahun lebih tua dari yang diduga, dari 9 miliar tahun lalu menjadi 11 miliar tahun lalu. Asal-usulnya mungkin dari Iberian Peninsula.
Peneliti dari National Museum of Natural Science Apanyol (MNCN-CSIC) dan University of Valencia memperkirakan bahwa kerabat panda tersebut berukuran kecil, hidup pada masa Myocene, sekitar 11 juta tahun lalu.
"Golongan beruang ini berukuran kecil, bahkan lebih kecil dari beruang Madu, yang kini merupakan spesies beruang terkecil. Ukuran kerabat panda ini tak lebih dari 60 kg," kata Juan Albella dari Departemen Palaentologi, MNCN-CSIC.
Meski sulit untuk membayangkan karakter fisik kerabat panda ini, karena hanya fosil gigi yang ditemukan, ilmuwan memperkirakan bahwa satwa ini punya bulu gelap dengan spot putih dada, sekitar mata dan dekat ekor.
"Corak bulu ini tergolong primitif untuk beruang, panda raksasa memiliki spot warna putih yang sangat besar sehingga tampak seperti berwarna putih dengan spot hitam," kata Abella.
Agriarctos beatrix adalah kerabat dari panda raksasa, termasuk dalam famili Ursidae. Jenis ini diduga lebih pasif daripada jenis beruang lain yang cenderung aktif berburu mencari mangsa, seperti beruang coklat dan beruang kutub.
Menurut peneliti, Agriarctos beatrix hanya memakan buah dan dedaunan serta kadang hewan vertebrata kecil, serangga, madu dan hewan yang sudah mati. Jenis ini melarikan diri dari mangsa dengan naik ke pepohonan yang tinggi.
Abella, seperti dikutip Sciencedaily, Rabu (9/5/2012), mengatakan, "Kami mengetahui bahwa Agriarctos beatrix adalah jenis berbeda karena perbedaan morfologi dan ukuran giginya."
"Kami sudah membandingkannya dengan spesies yang memiliki kekerabatan dekat seperti Agriarctosdan yang hiodup di periode yang sama seperti Ursavus dan Indarctos. Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Estudios Geológicos menunjukkan jenis ini baru.
Sampai sejauh ini, ilmuwan belum mengetahui mengapa jenis ini punah. Diperkirakan, sebabnya adalah makin besarnya bukaan hutan dan munculnya spesies yang lebih besar dan lebih kompetitif.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa kerabat panda raksasa muncul 2 miliar tahun lebih tua dari yang diduga, dari 9 miliar tahun lalu menjadi 11 miliar tahun lalu. Asal-usulnya mungkin dari Iberian Peninsula.
Sumber :
SCIENCEDAILY, kompas.com
Senin, 06 Agustus 2012
Alat Musik Tertua Ditemukan
Ilmuwan asal Inggris dan Jerman berhasil menemukan alat musik tertua, yang diperkirakan berasal dari masa 42.000-43.000 tahun lalu.
Alat musik yang ditemukan berupa seruling purba, terbuat dari tulang burung dan gading gajah purba. Ilmuwan menemukan ketika melakukan penggalian di Gua Geissenkloesterle, Swabian Jura, Jerman.
Tom Higham dari Universitas Oxford dan Mick Conard dari Universitas Tubingen adalah peneliti di balik penemuan alat musik ini.
Conard mengatakan, penemuan ini konsisten dengan hipotesis yang kami buat beberapa tahun lalu bahwa Sungai Danube adalah koridor kunci migrasi dan inovasi teknologi di Eropa Tengah 40.000-45.000 tahun lalu.
"Geissenkloesterle ialah satu dari beberapa gua tempat ditemukannya contoh penting ornamen personal, seni rupa, gambar mistik, dan alat musik," kata Conard seperti dikutip BBC, Jumat (25/5/2012).
Ilmuwan berpendapat, alat musik pada masa itu berfungsi untuk rekreasi dan mendukung ritual keagamaan.
Selain itu, bermain alat musik juga menunjukkan keunggulan manusia dibandingkan denganNeanderthals. Musik pun membantu memelihara hubungan sosial sehingga manusia mampu memperluas teritorinya.
Bagi ilmuwan, penemuan ini tak hanya berharga karena bisa menemukan alat musik tertua.
Tom Higham, seperti dikutip IBTimes, Sabtu (26/5/2012), mengatakan, "Penentuan umur alat ini penting untuk menyusun kronologi guna menguji gagasan bagaimana manusia menyebar ke Eropa, serta proses yang menghasilkan inovasi, termasuk seni rupa dan musik."
Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of Human Evolution pada 8 Mei 2012.
Alat musik yang ditemukan berupa seruling purba, terbuat dari tulang burung dan gading gajah purba. Ilmuwan menemukan ketika melakukan penggalian di Gua Geissenkloesterle, Swabian Jura, Jerman.
Tom Higham dari Universitas Oxford dan Mick Conard dari Universitas Tubingen adalah peneliti di balik penemuan alat musik ini.
Conard mengatakan, penemuan ini konsisten dengan hipotesis yang kami buat beberapa tahun lalu bahwa Sungai Danube adalah koridor kunci migrasi dan inovasi teknologi di Eropa Tengah 40.000-45.000 tahun lalu.
"Geissenkloesterle ialah satu dari beberapa gua tempat ditemukannya contoh penting ornamen personal, seni rupa, gambar mistik, dan alat musik," kata Conard seperti dikutip BBC, Jumat (25/5/2012).
Ilmuwan berpendapat, alat musik pada masa itu berfungsi untuk rekreasi dan mendukung ritual keagamaan.
Selain itu, bermain alat musik juga menunjukkan keunggulan manusia dibandingkan denganNeanderthals. Musik pun membantu memelihara hubungan sosial sehingga manusia mampu memperluas teritorinya.
Bagi ilmuwan, penemuan ini tak hanya berharga karena bisa menemukan alat musik tertua.
Tom Higham, seperti dikutip IBTimes, Sabtu (26/5/2012), mengatakan, "Penentuan umur alat ini penting untuk menyusun kronologi guna menguji gagasan bagaimana manusia menyebar ke Eropa, serta proses yang menghasilkan inovasi, termasuk seni rupa dan musik."
Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of Human Evolution pada 8 Mei 2012.
Sumber :
BBC, IBTimes, kompas.com
Rangka "Vampir" Ditemukan di Bulgaria
Rangka "vampir" ditemukan dalam sebuah penggalian di wilayah Laut Hitam, kota Sozopol, Bulgaria. Rangka tersebut berasal dari Zaman Pertengahan, sekitar 800 tahun lalu, ditemukan dengan batang besi yang menancap di dada.
Para arkeolog mengungkapkan, penemuan batang besi yang menancap di dada menunjukkan adanya ritual melawan vampir pada masa tersebut.
"Praktik ini umum di beberapa wilayah desa Bulgaria hingga dekade pertama abad 20," kata Bozhidar Dimitrov, Kepala National History Museum Sofia.
Penemuan rangka ini adalah yang kesekian kalinya di Eropa. Lebih dari 100 rangka ditemukan di wilayah Bulgaria saja.
Arkeolog menuturkan, vampir yang dipahami di Bulgaria bukanlah vampir peminum darah seperti yang digambarkan di beragam film Hollywood.
Vampir yang dimaksud terkait dengan mayat orang-orang yang terserang wabah penyakit pada tahun 1300-1700, yang telah mengalami dekomposisi.
Kala wabah penyakit melanda, tempat penguburan sering dibuka kembali untuk mengubur jenazah baru korban penyakit. Kadang, orang menjumpai mayat dengan kain kafan di muka berlubang, gigi dan rambut masih tumbuh, serta darah keluar dari bagian mulut.
Sebenarnya, kain kafan yang berlubang disebabkan karena bakteri. Namun, saat itu dipahami bahwa penyebabnya adalah vampir yang merajalela. Batang besi yang ditancapkan berguna untuk mencegah mayat bangkit lagi dan meneror warga sekitar.
Seperti diberitakan Discovery, Rabu (6/6/2012), praktik melawan vampir juga berkembang di wilayah Serbia dan Balkan.
Para arkeolog mengungkapkan, penemuan batang besi yang menancap di dada menunjukkan adanya ritual melawan vampir pada masa tersebut.
"Praktik ini umum di beberapa wilayah desa Bulgaria hingga dekade pertama abad 20," kata Bozhidar Dimitrov, Kepala National History Museum Sofia.
Penemuan rangka ini adalah yang kesekian kalinya di Eropa. Lebih dari 100 rangka ditemukan di wilayah Bulgaria saja.
Arkeolog menuturkan, vampir yang dipahami di Bulgaria bukanlah vampir peminum darah seperti yang digambarkan di beragam film Hollywood.
Vampir yang dimaksud terkait dengan mayat orang-orang yang terserang wabah penyakit pada tahun 1300-1700, yang telah mengalami dekomposisi.
Kala wabah penyakit melanda, tempat penguburan sering dibuka kembali untuk mengubur jenazah baru korban penyakit. Kadang, orang menjumpai mayat dengan kain kafan di muka berlubang, gigi dan rambut masih tumbuh, serta darah keluar dari bagian mulut.
Sebenarnya, kain kafan yang berlubang disebabkan karena bakteri. Namun, saat itu dipahami bahwa penyebabnya adalah vampir yang merajalela. Batang besi yang ditancapkan berguna untuk mencegah mayat bangkit lagi dan meneror warga sekitar.
Seperti diberitakan Discovery, Rabu (6/6/2012), praktik melawan vampir juga berkembang di wilayah Serbia dan Balkan.
Sumber :
DISCOVERY
, kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)